Jumat, 14 Januari 2022

Drum Band Gema Nada Walisongo

Dokumen Latihan Drumband ( 14/01/2022)

Drumben bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalananan waktu, drumben berevolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran pada masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal orkes militer yang kemudian menjadi awal munculnya drumben saat ini.[1][2]

Meskipun pola drumben telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya drumben, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.

Di Indonesia, budaya drumben merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drumben yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia (PDBI) yang dibina oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.. Drumben lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan marching band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olahraga. Dalam perkembangannya, drumben di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan drumben menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan marching band. (https://id.wikipedia.org/wiki/Drumben)

Drumband sudah masuk ke dalam kegiatan ekstra kurikuler dihampir setiap sekolah / madrasah. Bukan hal yang aneh dan terkesan mahal untuk memainkan alat drumband saat ini. Bahkan menjadi ketinggalan jaman jika madrasah / sekolah tidak memilikinya.


MA Walisongo merupakan satu-satunya madrasah yang selalu Tampil Maksimal dan selalu Juara 1 Tingkat Kabupaten dan pernah dua kali dikirim di Grahadi Surabaya.




MA Walisongo telah memiliki sarana tersebut untuk mengembangkan bakat/minat para siswa/siswinya. Sehingga diharapkan perkembangan mentalitas sumber daya manusia siswa/siswi khususnya pada bidang seni dapat ditingkatkan menjadi sebuah prestasi yang menggembirakan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar